Kamis, 14 Juli 2016

Dia yang menjadi Primadona

Mereka yang menjadi "Primadona"..

    25 tahun lagi Dia "PENYU" akan kembali lagi kedaerah dimana mereka ditetaskan dan dilepaskan,tapi tentunya kebutuhan dan keinginan mereka juga wajib terpenuhi,,daerah yang masih asri.ramahnya lingkungan dan tentu kepedulian kita bersama yang sangat dinanti.
     Semenjak UPT Konservasi ini didirikan banyak suka duka yang dialami,,mulai dari alasan Makan,,Sekolah,, dll, yang pasti jika bukan sekarang kapan lagi kita akan berubah untuk kebaikan hewan langka ini..
     Lebaran tahun ini merupakan moment terindah bagi mereka generasi muda generasi masa depan yang peduli terhadap ALAM ini..Terima Kasih telah menjadi bagian perlindungan hewan langka ini...
                                              #saveseaturtle..

Sabtu, 17 Mei 2014

Berbicara mengenai Konservasi pasti hanya segelintir kita yang mengerti arti sebuah konservasi bagi keseimbangan alam????Mengingat sangat pentingnya konservasi baik habitat dan jenisnya,melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Pariaman mendirikan UPT.Konservasi Penyu yang merupakan Konservasi Jenis,tepatnya Penyu.
 Hewan peninggalan purbakala ini mampu bertahan hidup menghadapi perubahan iklim dan zaman,tetapi seiring perkembangan zaman dan kebutuhan kita mulai lalai terhadap hewan ini,,contohnya paradigma yang dihadapi sekarang ini adalah mitos yang mengatakan bahwasanya telur dari hewan ini sangat mampu untuk meningkatkan vitalitas,kemudian mampu mengoptimalkan perkembangan otak dan lain sebagainya,,tetapi kenyataannya dalam penelitian teman-teman di seantero jagat raya ini menyatakan kandungan protein yang terdapar pada telur penyu ini tidak lebih dari telur ayam,kandungan lemak yang besar yang dimiliki telur penyu ini akan mengakibatkan akumulasi yang nantinya sebagai pemicu kanker dan stroke.
Besarnya nilai ekonomi yang dihasilkan oleh telur ini mengakibatkan semakin meningkatnya perburuan telur penyu ini oleh masyarakat pesisir,perkembangan sebuah daerah juga merupakan faktor terhadap berkurangnya biota ini.
Memang betul telur yang dihasilkan oleh seekor induk penyu dalam satu periode peneluran sampai denga 600 butir,tetapi juga harus diingat dari sekian telur yang dihasilkan berapa persenkah yang berhasil????????predator terhadap biota ini pada tingkatan teratas adalah manusia kenapa?? Karena kita dalam pemanfaatan telur ini sangatlah luar biasa,,madsutnya semua telur diambil dan dikonsumsi tanpa ada yang tinggal lagi untuk penetasan,tentu ini sangat berakibat fatal terhadap keseimbangan alam.
Alam memang sudah mengatur semuanya mereka hanya mengambil dan memanfaatkanya hanya sesuai dengan kebutuhannya jadi keseimbangan itu masih terjaga.

Kamis, 10 April 2014

TABUK DIVING CLUB (TDC)

Tabuik Diving Club bukti nyata bahwa Perairan Kota Pariaman juga mempunyai keindahan yang tidak kalah dengan daerahlainnya.

Pencinta alam bawah laut Pariaman



Bergerak dari keprihatinan terhadap salah satu biota laut yang terancam punah karena mereka adalah salah satu peninggalan purbakala yang masih hidup sampai saat ini...
Kota Pariaman berupaya dengan sekuat tenaga dan dengan dukungan penuh dari semua lini terkhusus kepada Pimpinan Daerah,

Banyak event yang diadakan di Kota Pariaman melibatkan Konservasi Penyu dalam hal mensosialisasikan Biota laut ini agar semua pihak ikut andil,

profil konservasi penyu pariaman




1.                  Selayang Pandang
Kota Pariaman, Provinsi Sumatera Barat, merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Padang Pariaman.  Kota ini terdiri dari 4 Kecamatan yakni, Kecamatan Pariaman Utara, Pariaman Selatan, Pariaman Tengah dan Pariaman Timur. Wilayah pesisir di Kota Pariaman terletak pada di  Kecamatan Pariaman Utara, Pariaman Tengah dan Pariaman Selatan dengan  garis pantai sepanjang 12,73 km.

Di samping itu juga terdapat 4 (empat) pulau kecil, Pulau Ujung, Pulau Tangah, Pulau Angso dan Pulau Kasiak yang disekelilingnya terdapat ekosistem terumbu karang. Baik kawasan pantai maupun pulau mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai  wisata pantai dan bahari. Hal lainnya di wilayah pesisir dan pulau kota Pariaman juga merupakan daerah peneluran penyu yang bertelur sepanjang tahun. Jenis penyu yang banyak ditemukan di kawasan ini adalah penyu lekang, penyu hijau dan penyu sisik. Berdasarkan potensi yang terdapat pada kawasan tersebut maka kawasan tersebut telah dijadikan pencadangan kawasan konservasi perairan daerah Kota Pariaman oleh Walikota Pariaman pada tanggal 20 Oktober berdasarkan SK No. 334/523/2010. Pada tahun 2013 maka dibentuklah UPT. Konservasi Penyu dan pulau pulau yang berada di kawasan pencadangan mempunyai fungsi utama sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan,pengawetan keanekaragaman jenis flora dan fauna serta pemanfaatan yang lestari. Kawasan ini juga dapat dimanfaatkan untuk penelitian, pendidikan dan wisata terutama wisata bahari.

Selain fungsi diatas, kawasan pencadangan ini khususnya UPT. Konservasi Penyu dan sekitarnya tetap dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pengembangan ekonomi produktif dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip pemanfaatan yang ramah lingkungan dan lestari.  
 

2.                  Letak Geografis & Batas Wilayah
Kota Pariaman merupakan hamparan dataran rendah yang landai terletak di pantai barat Sumatera dengan ketinggian antara 2 sampai dengan 35 meter diatas permukaan laut dengan luas daratan 73,36 km² dengan panjang pantai ± 12,73 km serta luas perairan laut 282,69 km² dengan 4 buah pulau-pulau kecil diantaranya Pulau Ujung, Pulau Tangah, Pulau Angso dan Pulau Kasiak.
Batas wilayah Kota Pariaman adalah sebagai berikut:
·                Sebelah Utara berbatas dengan Kecamatan V Koto Kampung Dalam, Kabupaten Padang Pariaman
·                Sebelah Selatan berbatas dengan Kecamatan Nan Sabaris, Kabupaten Padang Pariaman
·                Sebelah Barat berbatas dengan Samudera Hindia
·                Sebelah Timur berbatas dengan Kecamatan VII  Koto Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman

 
3.      Iklim
Kota Pariaman merupakan daerah yang beriklim tropis basah yang sangat dipengaruhi oleh angin barat dan memiliki bulan kering yang sangat pendek. Curah hujan pertahun mencapai angka sekitar 4.055 mm (2006) dengan lama hari hujan 198 hari. Suhu rata-rata 25,34 °C dengan kelembaban udara rata-rata 85,25 dan kecepatan angin rata-rata 1,80 km/jam.
4.        Kondisi Fisik Perairan
 Secara umum kondisi fisik perairan laut di Kota Pariaman dominan dipengaruhi oleh kondisi perairan Samudera Indonesia, karena lokasinya yang berhadapan langsung dengan perairan tersebut.
Perairan di sekitar Pulau kecil cukup jernih dan di sekelilingnya terdapat terumbu karang. Keadaan arus cukup kuat karena posisi pulau yang terbuka di laut lepas. Pengaruh dengradasi air terhadap pantai terutama dikarenakan  hempasan gelombang sehingga menyebabkan pantainya sebagai tererosi, dan berakibat terbentuknya bukit – bukit pasir sepanjang pantai.

      Pola pasang yang terjadi adalah tipe diurnal, yaitu dalam satu hari terjadi dua kali pasang naik dan pasang surut, dengan fluktuasi berkisar 30-40 cm dan mencapai puncak pada saat bulan purnama.

5.     
 Kondisi Biologis Perairan
Vegetasi mangrove di Kota Pariaman banyak ditemukan di muara sungai manggung dan padang birik-birik dan dikawasan UPT. Konservasi Penyu dengan luasnya sekitar 18 ha. Adapun jenis mangrove-nya antara lain api-api (Avicenna marina), bakau (Rhizophora spp) dan nyirih (Xylocarpus granatum).
Pulau-pulau kecil yang berada disekitar Kota Pariaman umumnya dikelilingi oleh karang tepiian (fringing reefs) dengan kedalaman 0,5 s/d 5 m. Jenis karang yang banyak ditemukan termasuk ke dalam jenis karang keras (hard coral) seperti karang batu (massive coral), karang daun (leaf coral), karang jamur (mushroom coral) dan karang kipas (gorgonian).
Potensi ikan karang yang ada di daerah ini didominasi oleh ikan kerapu, ikan kuwe, ikan baronang dan ikan kakap.
Pada sekitar perairan laut juga banyak ditemukan species endemik berupa penyu laut dengan jenis yang banyak ditemukan penyu lekang (Lepidochelys olivacea)), penyu sisik (Eretmochelys imbrata) dan penyu hijau (Chelonia mydas). Tempat penyu bertelur sering ditemukan di pulau-pulau dan daratan Kota Pariaman dengan musim puncaknya sekitar bulan Desember – Mei.

 

6.      KONDISI SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA

    Jumlah penduduk Kota Pariaman pada tahun 2009 sebanyak 79.449 jiwa, terdiri dari 38.724 jiwa laki – laki dan 40.078 jiwa perempuan. Dengan wilayah seluas 73.36 km2. Kepadatan penduduk Kota Pariaman pada tahun 2011 adalah sebanyak 1.083.000 jiwa per km2.
Mata pencaharian penduduk umumnya di bidang pertanian, perdagangan, perikanan dan jasa lainnya. Hampir semua penduduk di Kota Pariaman beragama islam dan suku yang dominan tinggal di daerah ini adalah suku Minang. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa minang.


7.       UPT. KONSERVASI PENYU
UPT. Konservasi Penyu Kota Pariaman melaksanakan kegiatan operasional penyelamatan telur penyu dari  3 Spesies diantaranya, Penyu Hijau, Penyu Sisik, dan Penyu Lekang dengan data sebagai berikut
No
Tahun
Jumlah Telur yang ditetaskan
1
2009
1100
2
2010
5000
3
2011
4928
4
2012
6932
5
2013
15119

Setiap tahunnya KKP Kota Pariaman melaksanakan pelepasan penyu sebagai usaha pelestarian penyu dengan instansi Pemerintah ataupun kunjungan dari luar daerah sebagai bukti besarnya kepedulian terhadap pelestarian hewan langka ini.
Fasilitas yang dimiliki oleh Pusat UPT. Konservasi Penyu diantara adanya ruang inkubasi peneluran penyu,Hacthery, ruang karantina, pos jaga, kantor, ruang informasi, alat-alat laboraturium. Fasilitas ini merupakan hasil dari APBN dan APBD dan terus mengalami perkembangan dengan penambahan fasilitas demi tercapainya UPT. Konservasi Penyu menjadi sebuah KKP ekowisata dan kawasan konservasi pendidikan.

8.      AKSESIBILITAS
Kawasan Konservasi Laut Daerah Kota Pariaman dapat dicapai dari Bandara International Minangkabau dengan waktu tempuh 45 Menit perjalanan darat. Sementara itu jika ingin mengelilingi Kawasan Konservasi tersebut dapat menggunakan transportasi laut ( kapal dan speed boat ) sekitar 30 menit.

Untuk menuju tempat UPT. Konservasi Penyu yang terletak di Desa Apar Kecamatan Pariaman Utara dapat di tempuh dari Pusat Kota Pariaman sekitar 10 menit dengan perjalanan darat.

9.      PARIWISATA

Di Kota Pariaman terdapat 4 (empat) jenis kegiatan pariwisata yakni, wisata pantai, wisata bahari, wisata sejarah dan budaya serta wisata pendidikan. Kegiatan wisata pantai terdapat di Pantai Kata, Pantai Cermin, Pantai Gandoriah, Pantai Sunur dan Pantai Pauh.
Untuk wisata bahari dapat dikembangkan disekitar Pulau Angso, Pulau Kasiak, Pulau Tangah dan Pulau Ujung dengan wisata alam laut yang cocok  di nikmati dengan menyelam, guna menunjang wisata bahari ini Kota Pariaman telah memiliki club diving dengan fasilitas yang sangat memadai dan instruktur yang terlatih dan telah memiliki sertifikasi  untuk menyelam dengan nama Tabuik Diving club yang bersekretariat di Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Pariaman. Pada pulau Angso terdapat dermaga dan pondok-pondok wisata. Pulau Kasiak merupakan tempat penyu bertelur dari beberapa jenis penyu.
Sedangkan wisata budaya berupa Pesta Tabut yang berlangsung pada 10 Muharam setiap tahun dan Makam Panjang yang terdapat di Pulau Angso.
Wisata Pendidikan berupa wisata ke Pusat UPT. Konservasi Penyu dimana pada tempat ini ditangkarkan beberapa jenis penyu yang di lindungi dan sudah mulai langka keberadaannya.